BOGORISTIMEWA.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendukung pelaksanaan Sedekah Bumi sebagai wujud dari pelestarian budaya di Kampung Sawah, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.
Sebagai bentuk dukungan itu, Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim hadir langsung untuk ikut melaksanakan Sedekah Bumi atau seren taun bersama warga, Minggu (29/6/25).
Sedekah Bumi ini merupakan tradisi budaya warisan leluhur yang sudah ada sejak abad ke-17 atau sekitar tahun 1601 masehi.
Dedie Rachim mengatakan bahwa pada tahun ini Sedekah Bumi memiliki dua perspektif, yang pertama sebagai perayaan dan kedua dalam rangkaian penutupan kegiatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543.
Antusias masyarakat pun sangat tinggi untuk menyaksikan langsung kegiatan kebudayaan kesenian sunda.
“Ini artinya masyarakat rindu dengan kesenian, kebudayaan di Kota Bogor yang bisa disaksikan langsung. Seperti pelaksanaan helaran, meski diadakan saat malam yang juga sempat diguyur hujan tetap mendapat sambutan yang antusias dari warga. Ini menandakan bahwa kita cinta terhadap adat seni budaya sendiri di Jawa Barat,” ujarnya.
Ia pun mendukung untuk Kampung Sawah ini menjadi kampung budaya seperti Lembur Pakuan yang bisa menjaga tradisi kebudayaan serta pelestarian lingkungan.
Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, Ana Ismawati mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan pelestarian seni dan budaya yang mendapat perhatian khusus dari masyarakat.
Animo masyarakat yang hadir dari tahun ke tahun pun mengalami peningkatan yang juga berdampak pada berkembangnya potensi yang ada di masyarakat.
“Kita lihat juga bagaimana upaya Saung Eling bersama Pemerintah, juga kita bersama, kita wujudkan sebagai kampung budaya, sebagai bentuk dukungan kegiatan ini juga masuk dalam calender of event Kota Bogor,” ujarnya.
Untuk bisa menjadi kampung budaya, Mulyaharja ini sudah memiliki embrio dan pondasi yang kuat dengan keberadaan Saung Eling bersama dengan masyarakat pertanian, tinggal bagaimana untuk terus menghidupkan ini sebagai kampung budaya.
“Upaya itu dilakukan dengan mempertahankan budaya masyarakat pertanian ini, menampilkan seni tradisi, mengemasnya secara apik, dan ini menjadi pondasi yang menunjukkan bahwa ada satu kelurahan yang di dalamnya terdapat sebuah komunitas pertanian yang mengedepankan kultur, budaya dalam mengelola sektor pertanian,” katanya. (**)