Menu

Mode Gelap
Pelangi Kabupaten Bogor Inorga KORMI Tancap Gas Gelar Festival Layang Layang di Ciawi Ajang Karya Kreatif Jabar 2025, Desa Wisata Malasari Hadirkan Pengalaman VR Eksplorasi Halimun Komitmen Ketua DPD KNPI Kabupaten Bogor Ciptakan Pemuda yang Lebih Baik Lewat Pelatihan Tumbuhkan Minat Olahraga Warga, Destana Desa Tegal Kick Off Destana Cup Doris Sundari Kembali Pimpin Cabor Dance Sport Kabupaten Bogor Periode 2025-2029 Bingung Nyari Tempat Wisata? Yuk Coba ke Wisata Alam Seureuh Hejo

Bogor Raya

Apakah Kucing Bisa Menangis? Ini Kata Dosen IPB University

badge-check


					Apakah Kucing Bisa Menangis? Ini Kata Dosen IPB University Perbesar

Dosen IPB University, drh. Tetty Barunawati Siagian menjelaskan terkait apakah kucing bisa menangis. (Ist)

BOGORISTIMEWA.com – Pertanyaan tentang apakah kucing bisa menangis seringkali muncul di benak para pemilik hewan peliharaan.

Dosen IPB University dari Program Studi Paramedik Veteriner Sekolah Vokasi, drh. Tetty Barunawati Siagian menyebutkan, kucing tidak menangis seperti manusia.

Meskipun kucing memiliki saluran air mata dan bisa mengeluarkan air mata secara fisik, mereka tidak menangis akibat emosi seperti yang dilakukan manusia.

“Kucing tidak menangis seperti yang kita bayangkan. Jika kita melihat air mata mengalir di wajah kucing, itu biasanya karena iritasi atau masalah medis, bukan karena alasan emosional,” jelas drh Tetty melansir laman IPB, Jumat (2/5/25).

Sebagai gantinya, lanjut dia, kucing mengekspresikan perasaan atau kebutuhan mereka melalui vokalisasi, seperti mengeong atau mengerang. Suara-suara ini digunakan kucing untuk berkomunikasi, baik untuk menyampaikan rasa sakit, kelaparan, atau stres, meskipun tidak ada air mata yang mengiringinya.

drh Tetty menjelaskan, kucing juga memiliki cara-cara nonverbal untuk menunjukkan perasaan mereka, seperti mengibaskan ekor ketika merasa terganggu, atau bersembunyi saat merasa cemas atau stres.

“Kucing yang sedang sedih mungkin akan bersembunyi, makan lebih sedikit, tidur lebih banyak, dan meringkuk. Mereka sangat pandai menyembunyikan emosinya,” tambahnya.

Beberapa alasan umum mengapa kucing mengeluarkan suara vokalisasi antara lain karena rasa lapar, haus, cemas, atau butuh akan perhatian. Perubahan dalam lingkungan mereka, seperti kedatangan orang baru, juga dapat memicu stres dan membuat mereka lebih vokal.

Untuk mengetahui tanda-tandanya, drh Tetty memberikan beberapa petunjuk, seperti meongan panjang yang menandakan keinginan atau rasa sakit, postur tubuh yang tegang, atau tingkah laku gelisah yang menunjukkan kecemasan.

“Jika kucing terus-menerus mengeluarkan suara atau menunjukkan tanda-tanda kesakitan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter hewan,” kata drh Tetty.

Jika mendapati kucing menangis, penting untuk memeriksa kebutuhan dasarnya terlebih dahulu, seperti makanan dan air. Apabila kucing tampak sakit atau terluka, segera bawa ke dokter hewan. Dalam beberapa kasus, kucing hanya membutuhkan perhatian atau kasih sayang lebih dari pemiliknya.

Dengan memahami cara kucing berkomunikasi, pemilik hewan peliharaan dapat lebih peka terhadap kebutuhan emosional dan fisik kucing mereka. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pelangi Kabupaten Bogor Inorga KORMI Tancap Gas Gelar Festival Layang Layang di Ciawi

20 Juli 2025 - 21:04 WIB

Ajang Karya Kreatif Jabar 2025, Desa Wisata Malasari Hadirkan Pengalaman VR Eksplorasi Halimun

20 Juli 2025 - 18:40 WIB

Komitmen Ketua DPD KNPI Kabupaten Bogor Ciptakan Pemuda yang Lebih Baik Lewat Pelatihan

20 Juli 2025 - 18:32 WIB

Tumbuhkan Minat Olahraga Warga, Destana Desa Tegal Kick Off Destana Cup

20 Juli 2025 - 18:15 WIB

Doris Sundari Kembali Pimpin Cabor Dance Sport Kabupaten Bogor Periode 2025-2029

20 Juli 2025 - 17:26 WIB

Trending di Bogor Raya