Menu

Mode Gelap
Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University Ratusan Siswa SMPN 1 Cibinong Antusias Ikuti Program Senam Bogor Bugar

Bogor Raya

Kemensos Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di Tahun 2026


					Kemensos Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di Tahun 2026 Perbesar

BOGORISTIMEWA.com – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) terus berupaya untuk mengejar target menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen di tahun 2026 mendatang.

Hal itu disampaikan langsung Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dalam kunjungannya di acara Dialog Pilar-pilar Sosial, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu, 8 Februari 2025.

“Beliau (Presiden Prabowo Subianto) ingin kemiskinan ekstrem yang jumlahnya 3 juta jiwa lebih itu menjadi 0 persen pada tahun 2026, secepat-secepatnya di tahun 2025,” ujar Saifullah Yusuf kepada wartawan.

Pria yang akrab disapa Gus Ipul itu menyampaikan, saat ini angka kemiskinan secara nasional mencapai 8,57 persen dan ditargetkan pada 2029 bisa turun dibawah 5 persen.

“Kita ingin langkah kita sama harapan Presiden untuk bisa menghilangkan kemiskinan ekstrem dalam dua tahun ke depan ini bisa terwujud, secepat-cepatnya tahun ini, selambat-lambatnya tahun depan, belum lagi target di tahun 2029 kemiskinan dibawah 5 persen,” ucapnya.

Gus Ipul menyebut, saat ini ada tiga Provinsi yang memiliki angka kemiskinan ekstrem tinggi.

“Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Ya mungkin salah satu (faktornya) penduduknya banyak,” tuturnya.

Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto sempat menginstruksikan kepada Kemensos untuk membentuk program Sekolah Rakyat. Namun, sampai saat ini program yang diharapkan bisa menurunkan angka kemiskinan ekstrem tersebut justru masih belum berjalan.

“Sekolah Rakyat sedang kita proses itu juga menindaklanjuti arahan Presiden, Sekolah Rakyat ini untuk rakyat dari golongan atau keluarga miskin dan miskin ekstrem,” paparnya.

“Jadi ini nanti keluarganya itu yang bisa sekolah disitu, jadi kriteria pertamanya adalah miskin dan miskin ekstrem dulu baru yang lain-lain,” sambungnya.

Nantinya, Sekolah Rakyat tersebut akan diperuntukkan kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dengan konsep asrama yang bertujuan bisa mendapat lingkungan memadai.

“Saya akan mengikuti arahan pak Presiden selanjutnya, tetapi kami sudah siap dari sisi tata kelolanya dan juga infrastrukturnya, untuk pendanaannya nanti tunggu dari Presiden secara langsung. Kami punya Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL) yang di Bekasi itu sudah lengkap untuk asrama, tempat belajar, olahraga, perpustakaan sudah lengkap semua,” tutupnya. (Erwin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan

19 Juli 2025 - 23:24 WIB

Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus

19 Juli 2025 - 21:29 WIB

Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL

19 Juli 2025 - 19:21 WIB

Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan

19 Juli 2025 - 17:34 WIB

Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University

19 Juli 2025 - 15:28 WIB

Trending di Bogor Raya