BOGORISTIMEWA.com – Integrasi ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka biru (RTB) menjadi strategi penting dalam menciptakan kota yang tidak hanya estetis, tetapi juga sehat dan berkelanjutan.
Dalam gelaran Expose 2025, mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap (ARL), Fakultas Pertanian IPB University menampilkan management plan hasil kerja mereka di dua lokasi strategis di Kota Bogor: Sungai Cisindangbarang dan Jalan Raya Cifor, Kota Bogor.
Dalam management plan tersebut, mahasiswa ARL IPB University merancang Sungai Cisindangbarang sebagai RTB dan jalur hijau Jalan Raya Cifor sebagai RTH.
Expose merupakan kegiatan rutin tahunan Departemen ARL IPB University sejak 1998. Kegiatan ini menjadi ruang yang membahas pentingnya pengelolaan terpadu antara RTH dan RTB dalam konteks lanskap perkotaan.
Melalui analisis SWOT, wawancara lapangan, serta tinjauan kebijakan lokal, mahasiswa menyusun strategi pengelolaan yang mencerminkan pendekatan ekologis, sosial, dan fungsional secara komprehensif dalam waktu dua bulan.
“Kegiatan ini adalah bagian dari upaya menciptakan ruang hidup yang berkelanjutan. Poster, video, dan hasil kajian mahasiswa menjadi sarana komunikasi yang diharapkan dapat memberi kontribusi nyata bagi pemerintah daerah dan masyarakat,” ungkap Prof Hadi Susilo Arifin selaku koordinator mata kuliah Pengelolaan Lanskap.
Dalam ulasannya, Prof Hadi juga menyoroti potensi Sungai Cisindangbarang sebagai kawasan riverfront yang belum dimanfaatkan optimal. “Harapan kami, sungai bukan lagi menjadi tempat pembuangan sampah, melainkan riverfront landscape yang fungsional dan menarik,” sebutnya.
Ketua Departemen ARL, Dr Akhmad Arifin Hadi turut menekankan pentingnya pemikiran ilmiah dalam merancang lanskap. Ia menyampaikan pengalamannya melihat dampak nyata dari rancangan mahasiswa.
“Ketika saya berkunjung ke Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, saya melihat sebuah area pesisir yang dulunya kosong kini tertata indah dengan tanaman kelapa dan berbagai elemen lanskap lainnya,” kisahnya.
“Ternyata itu merupakan hasil rancangan mahasiswa ARL IPB University. Dampaknya sangat terasa, masyarakat setempat kini memiliki penghidupan baru dari sektor wisata lokal yang berkembang,” imbuh Dr Akhmad.
Expose 2025 juga menjadi ajang interaksi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Hadir dalam acara ini perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan (P2HB), serta pihak kelurahan setempat yang memberikan ulasan positif terhadap rencana pengelolaan lanskap yang disusun mahasiswa. (**)