BOGORISTIMEWA.com – Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim resmi meluncurkan program “Bersama Bereskan Sampah di Rumah” (Beberes Runtah) di Hotel Luminor, Kota Bogor, Kamis (24/7/25).
Program yang diluncurkan Pemerintah kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida), ini diinisiasi oleh Kepala Bidang (Kabid) Perekonomian, Sumber Daya Alam, Infrastruktur, dan Kewilayahan (PERSIK) Bapperida Kota Bogor, Sofie Linawati.
Semangat program ini merupakan turunan dari visi Bogor Beres, Bogor Maju pada Misi Bogor Sehat melalui poin pelayanan kebersihan dan masuk ke dalam 33 program prioritas.
Satu di antaranya, yakni penanganan pengelolaan sampah berbasis wilayah dengan metode Reduce, Reuse, Recycle (3R) di area khusus serta penyediaan fasilitas armada angkutan sampah yang layak dan memadai.
Selanjutnya, yaitu mewujudkan gerakan masyarakat sadar lingkungan, revitalisasi dan rehabilitasi lingkungan dalam rangka pencegahan percepatan pemanasan global.
Dedie Rachim mengatakan permasalahan persampahan masih menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan secara tuntas.
“Disamping kita sedang dalam tahap membangun pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL), tapi tentu secara moral masyarakat Bogor harus juga bertanggung jawab, yaitu masyarakat termasuk juga pelaku usaha, dan industri, sektor pendidikan, kesehatan, dan semua harus terlibat dalam menanggulangi permasalahan sampah,” ujar Dedie Rachim.
Sehingga, kehadiran program dalam aksi perubahan yang digagas oleh Kabid PERSIK Bapperida ini menghadirkan ide dan inovasi yang sangat relevan.
“Karena produksi sampah saat ini mencapai hampir 700 ton per hari. Kalau bisa ditanggulangi dari hulu, dari sumber, tentu tidak sebanyak itu, sehingga tanggung jawab kita bagi dan TPAS Galuga tidak tambah lebar, karena dari awal sudah dipilah dan dimanfaatkan,” katanya.
Kepala Bapperida Kota Bogor, Rudy Mashudi, mengatakan bahwa yang melatarbelakangi inovasi ini yaitu dari adanya jumlah timbulan sampah Kota Bogor yang mencapai 600 hingga 700 ton perhari yang harus dibawa ke TPAS Galuga yang berjarak 18 kilometer dari Kota Bogor.
“Dari total itu baru mampu kita olah di tingkat sumber sebesar 18-20 persen dan kemudian kalau kita lihat lagi datanya yang berkontribusi besar adalah sampah sisa makanan, komposisinya hampir 40 persen,” ujarnya.
Rudy menambahkan, dengan adanya ide inovasi ini, mengajak seluruh elemen masyarakat termasuk pihak swasta untuk juga berkontribusi dalam menangani sampah sisa makanan dari sumbernya.
Sebab, di tingkat nasional maupun global, food waste ini masih menjadi konsen bersama dalam penyelesaianya.
Kabid PERSIK Bapperida, Sofie Linawati, mengatakan bahwa inisiasi ini juga merupakan terjemahan dari Visi Bogor Beres, Bogor Maju dalam Misi Bogor Sehat melalui pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Program ini sudah berjalan sejak beberapa waktu lalu yang dilaksanakan di Kelurahan Tegallega sebagai lokus pilot project, di mana masyarakat sudah melakukan pemilahan sampah dari rumah melalui dua wadah yang disiapkan.
“Ada kantong untuk sampah plastik dan sebagainya serta ember untuk sampah sisa makanan, sehingga setelah dipilah dari sumbernya sampah langsung bisa diolah, baik pengolahan di tingkat RT ataupun melalui kerja sama dengan TPS3R yang ada,” ujarnya.
Setelah kolaborasi dengan masyarakat berjalan, program ini diperluas dengan menyasar pihak swasta, di antaranya hotel, restoran, cafe, industri, pengembang serta TPS3R dan bekerja sama juga dengan WWF.
“Karena dalam penanganan sampah bukan saja tanggung jawab pemerintah semata, tapi tanggung jawab semua pihak. Sehingga, dalam kolaborasi ini, selain di lingkungan pemukiman, juga sudah dilaksanakan di sektor pendidikan, tempat usaha serta sektor-sektor yang juga andil dalam menjadi ‘produsen’ sampah sisa makanan,” ucapnya.
Sebagai informasi, dalam peluncuran ini juga dilaksanakan penandatanganan kerja sama kesepahaman dengan para pelaku usaha hotel restoran, cafe, hiburan, industri, dan akademisi dalam rangka menyatakan komitmen untuk ikut serta berkolaborasi, termasuk dengan WWF yang juga bekerja sama dalam mengelola sampah rendah nilai menjadi bermanfaat seperti di TPS3R Mekarwangi. (**)