BOGORISTIMEWA.com – Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor mendapatkan penghadangan dari Satpam atau Sekuriti salah satu pabrik di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.
Hal itu terjadi saat Kasi Pengaduan DLH Kabupaten Bogor, Riri Agustina melakukan penelusuran akibat adanya ratusan ikan mati mendadak di Situ Rawa Jejed, Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, pada Jum’at (18/4/25).
Sempat terjadi adu argumen antara Riri Agustina dengan salah salah Sekuriti pabrik saat ingin melakukan sidak dan penelusuran akibat adanya ratusan ikan mati di rawa jejed yang diduga akibat limbah.
Riri Agustina mengatakan, pihaknya menemukan adanya beberapa temuan dugaan pencemaran. Namun, pihaknya belum bisa memastikan apakah hal itu benar dari limbah ataupun faktor lainnya.
“Ada hal yang tidak pas secara berjenjang menyampaikan kepada pihak-pihak yang sesuai dengan tahapannya dari mulai RT dan RW,” ucap Riri Agustina kepada wartawan.
Riri juga menjelaskan, pihak DLH kabupaten Bogor akan melaporkan hasil temuan tersebut dan melakukan pendalaman apakah ada kaitan limbah perusahaan yang mencemari situ Rawa Jejed.
“Ya, dari hasil temuan ini dilapangan nantinya akan kita dalami dan akan segera kita laporkan, apakah ada indikasikan limbah pabrik atau seprti apa,” jelasnya.
Dari pantauan Bogorupdate.com dilokasi, nampak dinas lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Bogor sempat adu argumentasi dengan pihak pengamanan salah satu pabrik yang berada di wilayah Desa Kembang Kungin, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Sebelumnya diberitakan oleh media Online, satu ton ikan mati mendadak diduga akibat pencemaran limbah oli di situ Rawa Jejed Desa Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Pada Kamis kemarin.
Ikan seperti bawal, nila, mas dan sapu-sapu ini diduga mati akibat keracunan limbah yang dibuang salah satu perusahaan di Desa Kembang Kuning.
Tak hanya itu, air setu juga berubah warna menjadi hitam pekat dan mengeluarkan bau menyengat seperti bau oli.
Menurut keterangan kepala Desa Kembang Kuning Neneng Robinah menegaskan, banyak ikan bawal nila, mas banyak yang mati di setu Rawa Jejed.
“Awalnya banyak ikan yang mati semuanya mati disetu,” kata Neneng Robiah kepala Desa Kembang Kuning.
Neneng menduga matinya ikan akibat pencemaran limbah oli, namun, Pihaknya belum mengetahui bersumber dari perusahaan atau buka.
“Dugaan sementara itu dari oli, tapi saya gak tau pasti oli berasal dari mana sumbernya yang kami lakukan investigasi sendiri dan melaporkannya ke DLH,” tutur neneng.
Sementara pihak dinas lingkungan hidup bersama pemerintah desa kembang kuning berharap tidak terjadi lagi pembuangan limbah ke setu Rawa Jejed. (Agus)