Menu

Mode Gelap
Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University Ratusan Siswa SMPN 1 Cibinong Antusias Ikuti Program Senam Bogor Bugar

Bogor Raya

Rumah Subsidi Semakin Kecil, Pakar IPB University Soroti Dampak Serius pada Kehidupan Keluarga

badge-check


					Rumah Subsidi Semakin Kecil, Pakar IPB University Soroti Dampak Serius pada Kehidupan Keluarga Perbesar

BOGORISTIMEWA.com – Penyusutan ukuran rumah subsidi dinilai dapat menimbulkan dampak serius terhadap kehidupan keluarga Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak (PKGA) IPB University, Dr Yulina Eva Riany.

Menurut Dr Yulina, rumah subsidi yang semakin kecil tidak hanya berdampak pada kenyamanan fisik, tetapi juga mengganggu kualitas hubungan antara anggota keluarga.

“Ketika setiap ruang menjadi ruang bersama, maka tidak ada lagi batas sehat antara fungsi, peran, dan kebutuhan pribadi,” ujarnya melansir laman IPB, Selasa (24/6/25)

Kondisi ini, katanya, berpotensi memicu konflik, stres, dan kelelahan emosional.

Ia menambahkan, anak-anak membutuhkan ruang bermain dan belajar yang memadai. Sementara lansia, membutuhkan ruang yang aman dan tenang. Rumah yang sempit, lanjutnya, dapat menyebabkan stres kronis dan berdampak pada kesehatan mental seluruh anggota keluarga.

Minimnya privasi juga menjadi isu utama. Konflik rumah tangga bisa timbul akibat hal-hal kecil seperti jadwal kerja atau kebutuhan hiburan yang tumpang tindih.

“Terutama bagi ibu muda, termasuk gen Z, ruang yang sempit memperparah burnout karena tidak adanya ruang relaksasi,” ujarnya.

Dampaknya bisa meluas hingga gangguan mood, kecemasan, bahkan depresi ringan.

Dari sisi fisik, rumah yang kecil dan padat sering kekurangan ventilasi dan pencahayaan alami. Hal ini bisa meningkatkan risiko penyakit seperti gangguan pernapasan. Kualitas material bangunan yang rendah juga membuat rumah subsidi rentan terhadap kerusakan dan meningkatkan biaya pemeliharaan jangka panjang.

“Secara ironis, rumah subsidi yang seharusnya jadi solusi justru bisa menjadi beban ekonomi baru karena renovasi mandiri yang tak sesuai standar dan pengeluaran tambahan,” kata Dr Yulina.

Ia juga menyoroti minimnya ruang publik di kawasan rumah subsidi. Jalan yang sempit, kurangnya taman, dan jauhnya dari pusat aktivitas menyebabkan interaksi sosial warga menjadi terbatas. Anak-anak kesulitan membangun relasi sosial, sementara pasangan muda kehilangan dukungan sosial yang penting.

Bagi pasangan gen Z yang memulai hidup rumah tangga, ukuran rumah subsidi yang rata-rata hanya 36 meter persegi dirasa tidak memadai. Apalagi jika mereka bekerja dari rumah, karena tidak adanya ruang kerja khusus menyebabkan tumpang tindih antara aktivitas profesional dan domestik.

Dr Yulina menegaskan bahwa penyusutan ukuran rumah subsidi dipicu oleh tekanan ekonomi dan kebijakan pembangunan yang mengutamakan efisiensi lahan. Namun, menurutnya, kebijakan tersebut belum sepenuhnya mempertimbangkan kebutuhan keluarga multigenerasi yang lazim di Indonesia.

“Alih-alih menjadi tempat tinggal yang aman dan nyaman, rumah subsidi berisiko berubah menjadi sumber tekanan baru bagi keluarga,” pungkasnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan

19 Juli 2025 - 23:24 WIB

Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus

19 Juli 2025 - 21:29 WIB

Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL

19 Juli 2025 - 19:21 WIB

Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan

19 Juli 2025 - 17:34 WIB

Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University

19 Juli 2025 - 15:28 WIB

Trending di Bogor Raya