Ilustrasi buah lerak. (Ist)
BOGORISTIMEWA.com – Pakar nutrisi ternak dari IPB University, Prof Sri Suharti mengungkapkan, ekstrak buah lerak (Sapindus rarak) terbukti mampu meningkatkan pertambahan bobot badan harian hingga 12,5 persen sekaligus menurunkan emisi gas metan dari ternak sapi hingga 11 persen.
“Pemberian ekstrak lerak 200 mg per kilogram berat badan ternak dapat meningkatkan pertambahan bobot badan harian sebesar 12,5 persen,” tegas Prof Sri Suharti melansir laman ipb, Rabu (30/725).
Lebih lanjut, Prof Sri menyatakan bahwa ekstrak lerak sangat berpotensi diterapkan pada peternakan rakyat yang masih mengandalkan hijauan sebagai pakan utama.
Pada kondisi ini, perlu dilakukan defaunasi parsial. Defaunasi pada sistem ransum hijauan tinggi dapat melindungi bakteri pendegradasi serat dari pemangsaan protozoa, sehingga kinerja pencernaan dan performa ternak meningkat.
Tanaman lerak sendiri dikenal sebagai tanaman tropis yang mudah tumbuh di lahan marginal. Ketersediaan bahan baku dinilai cukup menjanjikan, meski pengolahannya membutuhkan perhatian khusus.
“Proses pembuatan tepung dan ekstraksi lerak cukup menantang karena buahnya cukup keras pada kondisi kering akibat kandungan gula yang tinggi,” jelasnya.
Selain menurunkan emisi dan meningkatkan bobot, ekstrak lerak juga memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan ternak. “Manfaat lain dari ekstrak lerak terhadap kesehatan dapat menstimulasi kekebalan tubuh karena kandungan saponinnya,” pungkas Prof Sri.
Temuan ini membuka peluang pengembangan aditif pakan alami yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga meningkatkan produktivitas ternak dan mendukung keberlanjutan industri peternakan.
Prof Sri menjelaskan bahwa penurunan emisi metan terjadi melalui dua mekanisme utama. “Penurunan metan dengan pemberian ekstrak lerak yang mengandung saponin melalui dua mekanisme, yaitu penurunan populasi protozoa dan peningkatan produksi propionat,” jelasnya.
Ia menyampaikan bahwa protozoa merupakan inang bagi beberapa bakteri metanogen. “Defaunasi oleh saponin lerak menghambat pertumbuhan bakteri metanogen dan mengubah komposisi bakteri serta profil asam lemak terbang/Volatile Fatty Acid (VFA) dengan meningkatkan propionat,” tambahnya.
Propionat diketahui sebagai sumber energi utama dan prekursor pembentukan daging. Peningkatan propionat ini dinilai efektif menekan produksi metan karena propionat dan metan bersaing dalam penggunaan hidrogen (H₂) di rumen.
Emisi metan dari sektor peternakan, khususnya dari fermentasi enterik di rumen, diketahui berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim. Metan memiliki potensi pemanasan global 21 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida (CO₂), serta menyebabkan kehilangan energi dari pakan ternak sebesar 2-12 persen. Oleh karena itu, pengelolaan emisi metan menjadi bagian penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan efisiensi produksi ternak.
Efektivitas ekstrak lerak telah dibuktikan melalui uji laboratorium (in vitro) dan uji langsung pada sapi Peranakan Ongole (in vivo). Pada dosis 200 mg/kg bobot badan, ekstrak ini terbukti meningkatkan produksi propionat dan total VFA, indikator penting dalam efisiensi fermentasi rumen. (**)