Menu

Mode Gelap
Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University Ratusan Siswa SMPN 1 Cibinong Antusias Ikuti Program Senam Bogor Bugar

Bogor Raya

Sukses Kembangkan Permen Cajuputs® Candy, Peneliti IPB University Raih Penghargaan dari Kemenperin

badge-check


					Sukses Kembangkan Permen Cajuputs® Candy, Peneliti IPB University Raih Penghargaan dari Kemenperin Perbesar

BOGORISTIMEWA.com – Dosen sekaligus peneliti IPB University, Prof Christofora Hanny Wijaya meraih penghargaan dari Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI karena telah mengembangkan inovasi aplikasi minyak atsiri nasional dalam bentuk permen kayu putih yang dikenal sebagai Cajuputs® Candy. Penghargaan tersebut diterima Prof Hanny dalam kegiatan Aromatika Indofest 2025 di Jakarta, belum lama ini.

“Perasaan setelah mendapat penghargaan tersebut sungguh campur aduk. Kaget, bingung, terharu, dan bangga. Puji Tuhan, alhamdullilah, Cajuputs® Candy banyak penggemarnya saat kami pamerkan di acara tersebut,” cerita Prof Hanny melansir laman ipb, Jumat (18/7/25).

“Hal terpenting adalah kami sudah membuat inovasi pengembangan minyak atsiri yang bisa diterima khalayak dan memberikan perspektif lain penggunaan minyak atsiri nasional,” lanjutnya.

Cajuputs® Candy adalah permen yang menggunakan flavor minyak atsiri dari tanaman kayu putih (Melaleuca cajuputi Roxb.). Tanaman khas Indonesia ini dapat menghasilkan minyak atsiri yang telah dimanfaatkan sebagai ingredien untuk keperluan farmasi, pengobatan maupun aromaterapi. Cajuput® Candy inovasi Prof Hanny dan kawan-kawan telah dipatenkan sebagai permen pelega tenggorokan (lozenges).

“Cajuputs® Candy muncul menjadi suatu produk dengan bercirikan bahan baku lokal, murah, praktis, mudah, dan menyehatkan. Bahan flavor permen ini awalnya diperoleh dari tanaman kayu putih yang tumbuh dari Pulau Buru, Kepulauan Maluku,” tutur Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) IPB University ini.

Sebagai seseorang yang bergelut di bidang teknologi flavor, Prof Hanny merasa terobosan inovasinya berupa Cajuputs® Candy diharapkan bisa menjadi peluang invensi sejenis, mengingat Indonesia kaya akan sumber kearifan lokal yang belum dimanfaatkan.

Ia menceritakan bahwa penelitian permen kayu putih tersebut telah dilakukan sejak tahun 1996 dan produk inovasi mulai dikomersialisasikan secara massal sejak 2010. Hingga kini, permen inovasinya itu masih ada permintaan.

“Saya bahagia karena invensi ini melibatkan dan memotivasi banyak pihak. Banyak mahasiswa, teman-teman dosen dan peneliti, terlibat di dalam penelitian sejak 1996. Didukung oleh Pusat Studi Biofarmaka Tropika, Departemen, pihak industri, Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST), pimpinan IPB University, penyuplai bahan produksi, pewarta, dan pelanggan setia. Peran saya di sini mungkin lebih sebagai ‘pengepul’ dan sebagai ‘corong’ diseminasi,” ujarnya.

Dosen yang juga menjadi Presiden Asosiasi Flavor dan Fragran Indonesia (AFFI) itu berharap akan lebih banyak lagi terobosan dan inovasi dari IPB University yang terkait dengan minyak atsiri. Menurutnya, pengembangan minyak atsiri dari hulu ke hilir, termasuk keterjaminan secara ekonomi, sangatlah strategis, dan itu termasuk dalam bidang yang digeluti oleh IPB University. Pemanfaatan minyak atsiri dan turunannya sebagai bahan flavor memberikan nilai ekonomi yang tinggi.

“Tantangan utama kita dalam industri minyak atsiri adalah fokus yang masih di sektor hulu, belum menyentuh hilirisasi secara maksimal. Jika kita berbicara skala industri kecil dan menengah, hilirisasi ‘crude essential oils’ diversifikasi dari berbagai tanaman lokal etnik sangat mungkin dilakukan,” ungkapnya.

Akan tetapi, ia melanjutkan, “Untuk skala besar dengan nilai tambah ekonomi signifikan dan daya saing global, maka fokus pada produk derivatisasi minyak atsiri unggulan menjadi kunci kompetitif, bukan hanya sekadar ekstraksi ‘crude oil’.” (**/ipb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait

Pemkab Bogor Lakukan Pengawasan ke Toko Modern untuk Cegah Peredaran Beras Oplosan

19 Juli 2025 - 23:24 WIB

Bupati Rudy Susmanto Targetkan Kursi Jabatan Eselon II yang Kosong Terisi Agustus

19 Juli 2025 - 21:29 WIB

Jalankan Instruksi Bupati Rudy Susmanto, Camat Cileungsi Sosialisasikan Penertiban PKL

19 Juli 2025 - 19:21 WIB

Bangun Ekosistem yang Kuat, Erick Thohir: Jangan Akomodir Pelatih dan Pemain Titipan

19 Juli 2025 - 17:34 WIB

Bolehkah Air Kelapa Dikonsumsi Setiap Hari? Ini Penjelasan Dosen IPB University

19 Juli 2025 - 15:28 WIB

Trending di Bogor Raya